Oleh : Dr. Suhana, S.Pi, M.Si
Dosen Tetap STIE Muhammadiyah Jakarta
Jawa Barat merupakan salah satu potensi pasar ikan di dalam negeri yang sangat potensial karena didukung oleh jumlah penduduk yang sangat besar. Hasil sensus penduduk tahun 2020 menyatakan bahwa total penduduk Jawa Barat Tahun 2020 mencapai 48.274.162 orang [1] atau sekitar 17,87% dari total penduduk Indonesia.
Potensi pasar ikan dalam negeri, khususnya di Provinsi Jawa Barat saat ini sangat penting untuk diperhatikan karena kondisi ekonomi negara tujuan ekspor utama Indonesia banyak mengalami inflasi yang tinggi. Terlebih Jawa Barat adalah salah satu penghasil dan pengekspor hasil produk perikanan terbesar di Indonesia.
Oleh sebab itu menjadi penting untuk memetakan ikan apa saja yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Jawa Barat, sehingga para pelaku perikanan, khususnya pemerintah dan para pedagang ikan (fishmongers) dapat menyusun strategi pasar dengan baik di wilayah Jawa Barat.
Berdasarkan hal tersebut tujuan ulasan ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis ikan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Provinsi Jawa Barat dan berapa rata-rata uang yang dibelanjakan oleh setiap rumahtangga untuk membeli ikan. Metode yang digunakan dalam ulasan ini adalah deskriptif. Data yang digunakan dalam ulasan ini adalah statistik konsumsi dan pengeluaran rumah tangga perkapita/perminggu di setiap kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat tahun 2021. Data tersebut bersumber dari hasil survey sosial ekonomi nasional (Susenas) yang dilakukan secara berkala oleh Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.
Jenis Ikan Yang diKonsumsi Masyarakat Jawa Barat
Berdasarkan data statistik konsumsi dan pengeluaran rumah tangga tahun 2021 tercatat ada 35 jenis ikan yang dikonsumsi oleh masyarakat Jawa Barat, baik ikan air tawar maupun ikan laut. Total rata-rata pengeluaran rumah tangga perkapita per minggu di Jawa Barat tahun 2021 mencapai Rp. 250.185. Secara total dari rata-rata pengeluaran tersebut terlihat bahwa sekitar 60,63% digunakan untuk membeli 8 jenis produk ikan, yaitu ikan Mas dan Nila (18,58%), Mujair (11,61%), Udang/Lobster (6,38%), Lele (5,89%), Teri diawetkan (5,30%), Kembung (4,95%), Tongkol diawetkan (4,12%) dan Bandeng (3,81%). Secara detail share rata-rata pengeluaran perkapita seminggu menurut jenis ikan di Provinsi Jawa Barat tahun 2021 dapat dilihat pada Gambar 1.
Rata-rata uang yang dikeluarkan oleh Rumah Tangga untuk membeli ikan
Berdasarkan hasil analisis rata-rata pengeluaran rumah tangga per kapita perminggu untuk membeli ikan di Provinsi Jawa Barat tahun 2021 berkisar antara Rp. 4.700 sampai Rp. 19.591[2]. Secara grafis rata-rata pengeluaran perkapita seminggu untuk membeli ikan menurut kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2021 dapat dilihat pada Gambar 2.
Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa rumah tangga di Kota Bekasi tercatat memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perminggu terbesar, yaitu mencapai Rp. 19.591. Sementara yang terendah adalah rumah tangga di Kabupaten Majalengka, yaitu hanya Rp. 4.762. Pada tahun 2021 jumlah rumah tangga di Kota Bekasi mencapai 658.090[3], artinya total rata-rata uang yang dikeluarkan oleh rumah tangga di Kota Bekasi untuk membeli ikan mencapai Rp. 12,89 Milyar perminggu.
Selain itu juga dari 35 jenis ikan yang dikonsumsi oleh rumah tangga disetiap kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat memiliki komposisi jenis ikan yang berbeda-beda. Misalnya di Kota Bekasi, jenis produk perikanan yang dominan dibeli oleh rumah tangga adalah Udang/Lobster (11,90%), Lele (10,44%), Kembung (10,41%), Mas,Nila (8,97%) dan Tongkol (7,13%). Sementara itu di Kabupaten Majalengka, jenis produk perikanan yang dominan dibeli oleh rumah tangga adalah Udang dan hewan air lainnya yang diawetkan (5,01%), ikan diawetkan lainnya (4,97%), Udang rebon diawetkan (3,67%), Gabus (3,59%) dan Baronang (3,45%).
Simpulan dan Rekomendasi
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa rata-rata pengeluaran rumah tangga per kapita perminggu untuk membeli ikan di Provinsi Jawa Barat tahun 2021 berkisar antara Rp. 4.700 sampai Rp. 19.591. Jumlah produk perikanan yang dibeli oleh rumah tangga di provinsi Jawa Barat mencapai 35 jenis ikan.
Namun demikian jenis produk perikanan yang dominan dibeli oleh rumah tangga di Provinsi Jawa Barat adalah ikan Mas dan Nila (18,58%), Mujair (11,61%), Udang/Lobster (6,38%), Lele (5,89%), Teri diawetkan (5,30%), Kembung (4,95%), Tongkol diawetkan (4,12%) dan Bandeng (3,81%). Akan tetapi dari 35 jenis ikan yang dikonsumsi oleh rumah tangga disetiap kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat memiliki komposisi jenis ikan yang berbeda-beda.
Berdasarkan hal tersebut dalam jangka pendek pendekatan sistem rantai pasok produk perikanan di Provinsi Jawa Barat perlu disesuaikan dengan karakteristik jenis produk perikanan yang banyak dibeli oleh rumah tangga yang ada di masing-masing kabupaten/kota. Misalnya system rantai pasok untuk wilayah Kota Bekasi lebih baik menggunakan sistem rantai pasok ikan segar/hidup/beku karena rumah tangga cenderung membeli ikan dalam kondisi segar/hidup/beku. Sementara di Kabupaten Majalengka sistem rantai pasok lebih dominan untuk produk perikanan yang diawetkan.
Namun demikian, dalam jangka menengah dan Panjang rantai pasok ikan hidup/segar/beku perlu dibangun sampai ke seluruh wilayah Provinsi Jawa Barat. Hal ini guna meningkatkan pasokan ikan hidup/segar/beku yang bermutu tinggi di seluruh lapisan masyarakat Jawa Barat.
Referensi
[1] Badan Pusat Statistik RI, “Jumlah Penduduk Hasil SP2020 menurut Wilayah dan Jenis Kelamin,” Badan Pusat Statistik RI, 2020. https://www.bps.go.id/indicator/12/2131/1/jumlah-penduduk-hasil-sp2020-menurut-wilayah-dan-jenis- kelamin.html%0AAccess (accessed Nov. 08, 2022).
[2] Badan Pusat Statistik RI, “Statistik Konsumsi dan Pengeluaran,” Badan Pusat Statistik RI, 2022. https://www.bps.go.id/subject/5/konsumsi-dan-pengeluaran.html#subjekViewTab3 (accessed Nov. 08, 2022).
[3] Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, “Statistik Kependudukan Provinsi Jawa Barat,” Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, 2022. https://jabar.bps.go.id/subject/12/kependudukan.html#subjekViewTab3 (accessed Nov. 08, 2022).