Oleh : Dr. Suhana, S.Pi, M.Si

Dosen STIE Muhammadiyah Jakarta

Download Versi PDF

 

Saudi Arabia merupakan salah satu potensi pasar produk perikanan dunia, termasuk produk perikanan dari Indonesia. Tingkat konsumsi ikan Saudi Arabia mencapai 11,3 Kg perkapita dengan total penduduk mencapai 34.218.000 jiwa. Supply ikan Saudi Arabia selama ini bersumber dari produksi perikanan dalam negeri dan impor[1].

Produksi perikanan Saudi Arabia tahun 2019 mencapai 143.081 ton, yang bersumber dari perikanan tangkap (47%) dan budidaya (53%). Sepuluh jenis ikan hasil produksi Saudi Arabia tahun 2019 adalah Whiteleg shrimp (60.891 ton), Nile Tilapia (9.141 ton), Green tiger prawn (7.198 ton), Narrow-barred Spanish Mackerel (4.731 ton), Emperors nei (4.061 ton), Barramundi (3.859 ton), Indian mackerel (3.776 ton), Blue swimming crab (3.581 ton), Pink ear emperor (3.059 ton) dan King soldier bream (2.329 ton) [1].

Selain itu juga, jutaan jamaah haji dan umroh dari berbagai negara, termasuk dari Indonesia setiap tahunnya berdatangan ke kota suci tersebut. Hal inilah yang mendorong kota suci tersebut menjadi salah satu potensi besar sebagai tujuan ekspor produk perikanan. Karena salah satu menu utama makanan untuk jamaah haji dan umroh yang disediakan oleh penyedia catering adalah menu ikan.

Catatan penulis sepanjang pelaksanaan ibadah haji 2022 lalu terlihat bahwa ikan menjadi salah satu menu utama makanan para jamaah haji dari Indonesia, selain telur dan daging. Sepanjang pelaksanaan ibadah Haji 2022 terlihat bahwa Ikan Patin dan Tuna olahan menjadi salah satu menu utama yang disajikan bagi jamaah haji dari Indonesia tiap harinya, bergantian dengan menu telor dan daging sapi.

Gambar 1. Ikan merupakan salah satu menu Makan Jamaah Haji Indonesia Tahun 2022 (Sumber Photo : Dokumen Suhana)

Oleh sebab itu potensi pasar produk perikanan di Saudi Arabia menjadi penting untuk diperhatikan oleh para pelaku usaha perikanan nasional, termasuk oleh pemerintah. Terlebih saat ini kebijakan pelaksanaan umroh dan ibadah haji sudah Kembali seperti sebelum pandemic covid-19. Artinya potensi kedatangan para jamaan umroh dan haji akan Kembali meningkat pada tahun-tahun mendatang.

Data Internasional Trade Centre (2022) menunjukan bahwa pada periode 2002-2019 (sebelum pandemic Covid) nilai impor produk perikanan Saudi arabia rata-rata tumbuh sebesar 11,9% pertahun. Namun demikian dalam periode 2020-2021 (saat pandemic Covid-19) nilai impor produk perikanan rata-rata turun sebesar 9,9% pertahun. Karena permintaan permintaan ikan dari para jamaan haji dan umroh mengalami penurunan, seiring dengan pengetatan dan pembatasan jumlah jamaah umroh dan haji di Saudi Arabia.

Gambar 2. Perkembangan Nilai Impor Produk Perikanan Saudi Arabia Periode 2002-2021 (Sumber : [2], diolah)
Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa pada tahun 2019 (sebelum pandemic Covid-19) nilai impor produk perikanan Saudi Arabia mencapai USD 697,70 Juta, sementara pada tahun 2021 hanya mencapai USD 565,42 Juta. Namun demikian pada tahun-tahun kedepan nilai impor produk perikanan Saudi Arabia akan semakin meningkat, seiring dengan akan terus bertambahnya jumlah jamaan umroh dan haji yang diizinkan masuk ke tanah suci tersebut. Terlebih target kerajaan Saudi Arabia dalam perluasan Kawasan masdijil haram akan tuntas pada tahun 2030.

Sementara itu impor produk perikanan Saudi Arabia dari Indonesia sebelum pandemic Covid-19 (2002-2019 rata-rata tumbuh sebesar 26,86% pertahun. Sementara pada saat pandemic covid-19 (2020-2021) rata-rata turun sebesar 6,92% pertahun.

 

Market Share Negara Pemasok Ikan ke Saudi Arabia

Berdasarkan hasil analisis market share tahun 2021 terlihat bahwa sepuluh negara asal impor terbesar produk perikanan Saudi Arabia adalah Thailand (21,21%), Yemen (13,11%), Norway (11,62%), Indonesia (10,46%), United Arab Emirates (7,99%), Myanmar (7,57%), Oman (5,09%), India (4,66%), Viet Nam (4,32%) dan Pakistan (3,35%). Total market share dari sepuluh negara tersebut mencapai 89,37% dari total nilai impor produk perikanan Saudi Arabia tahun 2021.

Tabel 1. Nilai Impor dan Market Share Komoditas Perikanan Saudi Arabia Tahun 2019 dan 2021

No 2019 2021
Negara Asal Nilai Impor (Ribu USD) Share (%) Negara Asal Nilai Impor (Ribu USD) Share (%)
1 Thailand                           157,576       23.56 Thailand                           119,936       21.21
2 United Arab Emirates                           105,936       17.26 Yemen                             74,152       13.11
3 Indonesia                             71,762         9.17 Norway                             65,703       11.62
4 Yemen                             61,737         8.62 Indonesia                             59,118       10.46
5 Norway                             46,697         5.27 United Arab Emirates                             45,159         7.99
6 Bahrain                             45,240         3.25 Myanmar                             42,783         7.57
7 Myanmar                             38,076         3.81 Oman                             28,779         5.09
8 China                             27,519         3.22 India                             26,345         4.66
9 Oman                             25,825         4.50 Viet Nam                             24,415         4.32
10 Malaysia                             16,391         0.94 Pakistan                             18,947         3.35
  Total Impor                           697,696   Total Impor                           565,423  

Sumber : [2], diolah

 

Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa nilai impor produk perikanan dari Indonesia tahun 2021 mencapai USD 59.118 Ribu atau turun dibandingkan sebesar 17,62% dibandingkan tahun 2019 yang mencapai USD 71.762 ribu. Namun demikian market share produk perikanan Indonesia tahun 2021 meningkat menjadi 10,46%, sementara tahun 2019 hanya mencapai 9,17%. Hal ini disebabkan penurunan nilai impor produk perikanan Saudi Arabia tahun 2021 cenderung terjadi dari semua negara pemasok produk perikanan. Bahkan penurunan nilai impor tertinggi terjadi pada produk perikanan dari United Arab Emirates.

Produk Perikanan Yang Diimpor

Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa 10 jenis produk perikanan yang dominan diimpor Saudi Arabia adalah Prepared or preserved tunas, skipjack and Atlantic bonito, whole or in pieces (excl. minced), Shrimps and prawns, frozen (HS 03061700 dan 03061600), Fish, fresh or chilled, excluding fish fillets and other fish meat of heading 03.04.: Salmonidae, Frozen fish meat n.e.s. (excl. fillets), Bream (kashir), Tilapia frozen, Others shaomiat nakroor boor net, other slices of groupers or emperors, frozen, dan Kingfish (darak). Total market share dari sepuluh produk perikanan tersebut pada tahun 2018 mencapai 70,65% dari total nilai impor produk perikanan Saudi Arabia. Secara detail nilai impor dan share dari kesepuluh produk utama tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai Impor Komoditas Perikanan Saudi Arabia Tahun 2018 Menurut Jenis Produk

No HS Code Komoditas Perikanan Nilai Impor (Ribu USD) Share (%)
1 16041400 Prepared or preserved tunas, skipjack and Atlantic bonito, whole or in pieces (excl. minced) 194,104 31.02
2 03061700 Shrimps and prawns, frozen 46,702 7.46
3 03061600 Shrimps and prawns, frozen 45,892 7.33
4 03021900 Fish, fresh or chilled, excluding fish fillets and other fish meat of heading 03.04.: Salmonidae 34,622 5.53
5 03049900 Frozen fish meat n.e.s. (excl. fillets) 33,539 5.36
6 03028910 Bream (kashir) 19,340 3.09
7 03032300 Tilapia frozen 18,526 2.96
8 03032400 Others shaomiat nakroor boor net (3) 18,100 2.89
9 03047900 other slices of groupers or emperors, frozen 16,502 2.64
10 03024410 Kingfish (darak) 14,820 2.37
  Total Impor 625,827

Sumber : [2], diolah

 

Outlook

Berdasarkan uraian diatas terlihat bahwa impor produk perikanan Saudi Arabia pada tahun-tahun mendatang akan terus mengalami peningkatan, seiring dengan bertambahnya kedatangan para jamaan umroh dan haji. Hal ini merupakan peluang besar bagi pelaku usaha perikanan Indonesia untuk memanfaatkan peluang pasar produk perikanan Saudi Arabia. Sejak tahun 2020 pemerintah Saudi Arabia telah mewajibkan pendaftaran produk perikanan yang akan diekspor ke negara tersebut. Oleh sebab itu peran pemerintah sangat penting dalam mendorong pelaku usaha Indonesia dalam memanfaatkan peluang pasar di Saudi Arabia. Catatan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI saat ini telah terdaftar 58 unit pengolahan ikan (UPI) Indonesia di Arab Saudi dengan produk hasil tangkapan.

 

Referensi

[1]      Globefish, “Saudi Arabia Market Profil 2019,” 2022. [Online]. Available: https://www.fao.org/3/cb9818en/cb9818en.pdf.

[2]      International Trade Centre, “Exports-Imports,” 2022. https://www.trademap.org/Index.aspx (accessed Oct. 30, 2022).

   Send article as PDF   

Anda mungkin juga menyukai:

error: Content is protected !!