Oleh : Suhana
Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (NTNP) bulan April 2020 mengalami defisit (<100). Berdasarkan data BPS (2020) terlihat bahwa pada April 2020, Nilai Tukar Perikanan (NTP) turun sebesar 1,60 % dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 100,30 (Maret 2020) menjadi 98,70 (April 2020). Â
BPS (2020) menjelaskan bahwa penurunan NTNP tersebut karena indek yang diterima (It) nelayan dan pembudidaya ikan turun sebesar 1,44 persen, sedangkan indek yang dibayar (Ib) nelayan dan pembudidaya ikan naik sebesar 0,15 persen. Penurunan It dikarenakan oleh turunnya harga berbagai komoditas di kegiatan perikanan tangkap dan perikanan budidaya. It kegiatan perikanan tangkap (khususnya komoditas udang laut dan ikan tongkol) secara rata-rata turun sebesar 1,35 persen, sementara itu It kegiatan perikanan budidaya (khususnya komoditas bandeng payau dan udang payau) secara rata-rata turun sebesar 1,58 persen. Sementara itu kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks kelompok KRT dan kelompok BPPBM, masing-masing sebesar 0,19 persen dan 0,05 persen.
Nelayan dan Pembudidaya Ikan Defisit
Berdasarkan data BPS (2020) terlihat bahwa pada April 2020 dibandingkan bulan sebelumnya, NTN turun sebesar 1,56 persen, yaitu dari 100,05 (Maret 2020) menjadi 98,49 (April 2020). Hal ini terjadi karena It turun sebesar 1,35 persen, sementara Ib naik sebesar 0,21 persen. Penurunan It disebabkan oleh turunnya It pada kelompok penangkapan perairan umum (khususnya komoditas ikan gabus dan ikan nila) dan kelompok penangkapan laut (khususnya komoditas udang laut dan ikan tongkol) masing-masing sebesar 0,16 persen dan 1,44 persen. Ib mengalami kenaikan sebesar 0,21 persen dikarenakan naiknya indeks kelompok KRT dan kelompok BPPBM, masing-masing sebesar 0,30 persen dan 0,04 persen.
Hal yang sama juga terjadi pada Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi). Berdasarkan data BPS (2020) terlihat bahwa pada April 2020, NTPi turun sebesar 1,64 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 100,67 (Maret 2020) menjadi 99,02 (April 2020). Hal ini terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 1,58 persen, sedangkan Ib naik sebesar 0,06 persen. Penurunan It disebabkan oleh turunnya harga beberapa jenis komoditas, khususnya bandeng payau dan udang payau. Sementara itu, kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya indeks kelompok KRT dan kelompok BPPBM, masing-masing sebesar 0,02 persen dan 0,06 persen.
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa NTN dan NTPi pada bulan April 2020 sudah berada di bawah titik kritis, yaitu < 100. Secara teori ketika NTN dan NTPi bernilai < 100 maka nelayan dan pembudidaya ikan berada dalam kondisi kritis. Hal ini disebabkan pendapatan mereka jauh lebih kecil dibandingkan dengan pengeluarannya, baik untuk kebutuhan rumah tangga atau ongkos produksi.
Atau dengan kata lain pembudidaya ikan atau nelayan mengalami defisit. Kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Pendapatan pembudidaya ikan atau nelayan turun, lebih kecil dari pengeluarannya.
Berdasarkan data BPS (2020) terlihat bahwa penurunan NTN dan NTPi bulan April disebabkan oleh menurunnya indeks yang diterima (It) nelayan dan pembudidaya ikan serta meningkatnya indeks yang dibayar (Ib). Artinya faktor penyebabnya bersumber dari pendapatan dari hasil produksi yang menurun dan meningkatnya biaya kebutuhan rumah tangga serta biaya produksi.
Berdasarkan catatan BPS terlihat bahwa terjadinya penurunan indeks yang diterima (It) nelayan dan pembudidaya ikan serta meningkatnya indeks yang dibayar (Ib) sudah terjadi sejak bulan Februari (Baca : https://suhana.web.id/2020/03/04/februari-2020-daya-beli-pembudidaya-ikan-dan-nelayan-kecil-turun/Â dan https://suhana.web.id/2020/04/04/maret-2020-nilai-tukar-perikanan-makin-turun/). Harusnya pemerintah dapat merespon penurunan NTN dan NTPi secara cepat dan tepat supaya tidak terjadi defisit seperti yang terjadi saat ini. Akibatnya, penurunan harga ikan di tingkat nelayan dan pembudidaya ikan belum tertangani secara baik sampai saat ini. Pada sisi lain kenaikan harga kebutuhan pokok rumah tangga dan biaya produksi nelayan dan pembudidaya ikan cenderung meningkat.
***
Sumber Referensi
Berita Resmi Statistik No. 36/05/Th. XXIII, 4 Mei 2020 tentang Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah