Oleh : Suhana
USA merupakan negara importir udang terbesar dunia. Catatan International Trade Centre Per Oktober 2018 menunjukkan bahwa pada tahun 2017 share nilai impor udang USA mencapai USD 6,73 Milyar atau sekitar 27,49 persen dari total impor udang dunia (Gambar 1). Berdasarkan hal tersebut tidak heran kalau setiap negara produsen udang dunia berlomba-lomba untuk bersaing merebut pasar USA.
Dalam periode 2010-2017 terlihat ada perubahan yang signifikan dalam perebutan pasar udang USA antar negara pemasok udang. Data National Marine Fisheries Service (NMFS 2018) menunjukan bahwa tahun 2010 pemasok udang ke USA terbesar adalah Thailand, dengan nilai mencapai USD 1,51 Milyar atau sekitar 35,25 % dari total impor udang USA. Namun demikian pada tahun 2017 share impor udang USA dari Thaialnd turun sangat signifikan menjadi USD 281,96 Juta atau sekitar 12,40 % dari total nilai impor udang USA. Penurunan kontribusi Thailand dalam pasar udang di USA diduga kuat imbas dari terus menurunnya produksi udang di negara tersebut. Sejak tahun 2012 Thailand bagian Timur sudah terserang EMS (early mortality syndrome) yang menyebabkan kematian pada udang yang ada di wilayah tersebut. Secara grafis share nilai impor udang USA menurut negara asal dapat dilihat pada Gambar 2.
Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa penurunan peran Thailand dalam pasar udang USA tersebut saat ini dimanfaatkan dengan baik oleh India. Data National Marine Fisheries Service (NMFS 2018) menunjukan bahwa tahun 2010 nilai impor udang USA dari India hanya mencapai USD 309,60 Juta atau sekitar 7,21 % dari total nilai impor udang USA. Namun demikian pada tahun 2017 nilai impor udang USA dari India meningkat drastis menjadi USD 2,17 Milyar USD atau sekitar 33,17 %.
Permasalah produksi udang sebenarnya tidak hanya dialami oleh Thailand, Viet Nam juga mengalami hal yang sama seperti Thailand. Para pembudidaya udang di Viet Nam sejak tahun 2010 dilaporkan banyak terserang wabah EMS sehingga produksi udang di negara tersebut menurun. Namun demikian hal berbeda dilakukan oleh Viet Nam, walaupun terjadi penurunan produksi udang di negaranya tersebut, guna mempertahankan pangsa pasar udang Viet Nam di pasar USA, Viet Nam mengimpor bahan baku udang dari India dan Indonesia.
Hal ini terlihat dari Catatan Internasional Trade Centre (2018) yang menunjukan bahwa nilai impor udang Viet Nam tahun 2017 mencapai 13,36 % dari total impor udang dunia, padahal tahun-tahun sebelumnya hanya berkisar sekitar antara 0,88-2,11 % saja. Artinya pada tahun 2017 terjadi lompatan impor bahan baku udang di Viet Nam sebagai dampak dari penurunan produksi udang domestik. Strategai Viet Nam untuk mengimpor bahan baku tersebut terlihat cukup berhasil dalam mempertahankan pangsa pasar udang di USA. Catatan National Marine Fisheries Service (NMFS 2018) menunjukan pangsa pasar udang Viet Nam di pasar USA tahun 2017 mencapai 9,86 %, atau turun sekitar 2,41 % dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 12 %.
Pangsa Pasar Udang Indonesia
Dalam periode 2010-2017 pangsa pasar udang Indonesia di pasar USA cenderung terus mengalami peningkatan., setiap tahun nya meningkat sekitar 1-3 persen. Tahun 2010 pangsa pasar udang Indonesia mencapai 11,46 % dan tahun 2017 meningkat menjadi 18,12 persen. Dan saat ini Indonesia tercatat merupakan nomor 2 pensupply udang ke USA setelah India. India saat ini telah mampu menggantikan Thailand sebagai pemasok terbesar udang ke USA. Strategi India telah berhasil memanfaatkan peluang dari terus menurunnya pasokan udang dari Thailand di pasar USA akibat dari terus menurunnya produksi udang.
Peluang yang sama sebenarnya dapat dilakukan oleh para pelaku ekspor udang Indonesia, karena produksi udang Indonesia dengan India relatif tidak terpaut jauh, bahkan cenderung lebih kecil dari Indonesia. Selain itu juga unit value impor udang USA dari Indonesia relatif lebih kecil dari India. Artinya harga udang asal Indonesia dipasar USA relatif lebih bersaing dibandingkan dengan harga udang dari India. Dalam periode 2010-2017 rata-rata unit value impor udang USA dari Indonesia mencapai 9,99 USD/Kg, sementara dari India mencapai 10,37 USD/Kg. Namun demikian para pelaku udang Indonesia terlihat tidak terlalu “agresif” seperti India dalam memanfaatkan peluang tersebut. Sehingga peluang penurunan market share udang Thailand lebih bear dimanfaatkan oleh India.
Data FishStat (2018) menunjukkan bahwa dalam periode 2012-2016 rata-rata produksi udang dunia tumbuh 0,55 % Pertahun. Tahun 2016 total produksi dunia mencapai 2,48 Juta Ton, dimana kontribusi China mencapai 42,03 %, Indonesia 11,34 % dan India 10,89 %. China walaupun merupakan terbesar dalam produksi udang, namun sudah lama terkena kebijakan anti dumping dari USA, sehingga produksinya tidak bersaing di pasar USA. Terlebih saat ini “perang dagang” China dengan USA akan semakin menurunkan peran China dalam mensupply udang di pasar USA.
Peluang Indonesia
Impor udang USA diperkirakan akan terus mengalami peningkatan. Dalam periode 2010-2017 rata-rata volume impor udang USA meningkat sebesar 2,68 % pertahun, sementara nilai impor rata-rata tumbuh sebesar 7,52 % pertahun. Tahun 2010 volume impor udang USA mencapai 560,97 Ribu Ton dengan nilai mencapai USD 4.296,54 Juta, sementara itu pada tahun 2017 volume impor udang meningkat menjadi 665,09 Ribu Ton dengan nilai mencapai USD 6.543,90 Juta. Para pelaku ekspor udang Indonesia perlu memanfaatkan peluang perang dagang USA Vs China dalam meningkatkan volume dan nilai ekspor udang ke USA. Dalam periode 2010-2017 rata-rata market share udang China di pasar USA mencapai 4,79 %.
Peluang ini hendaknya dapat dimanfaatkan dengan baik, seperti India yang memanfaatkan peluang turunnya ekspor Thailand dalam beberapa tahun terakhir ini. Nilai Unit Value impor udang USA dari Indonesia dengan India relatif lebih kecil dari Indonesia, sehingga Indonesia jauh lebih memiliki peluang dalam meningkatkan kinerja ekspor udang nasional. Oleh sebab itu kerjasama yang baik antara para pembudidaya, pelaku ekspor dan pemerintah menjadi kunci dalam meningkatkan kinerja ekspor perikanan Indonesia,khususnya dari Produk Udang. Semoga