Pertumbuhan PDB sektor perikanan pada triwulan 1 2021 kembali mengalami kontraksi sebesar 1,31 persen (y-on-y), bahkan mengalami penurunan sebesar 2,37% (q-to-q) jika dibandingkan Triwulan 4-2020 (Gambar 1). Berdasarkan Catatan BPS (2021) kontraksi ekonomi perikanan pada triwulan 1 2021 disebabkan curah hujan tinggi dan angin kencang menyebabkan gagal panen budidaya ikan dan menurunnya kualitas air menyebabkan kematian ikan budidaya.
Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa kontraksi ekonomi perikanan tersebut terjadi disaat pertumbuhan ekonomi nasional mengalami peningkatan, bahkan pertumbuhan ekonomi perikanan saat ini berada dibawah pertumbuhan ekonomi nasional. Padahal sepanjang perjalanan pembangunan ekonomi perikanan, pertumbuhannya selalu ada diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional.
Sepanjang tahun 2020, pertumbuhan ekonomi perikanan sempat terkontraksi selama dua periode, yaitu triwulan 2 dan 3 (Suhana, 2020). Sementara pada triwulan 4 2020 pertumbuhan ekonomi perikanan hanya mencapai 1,06% (Y on Y) yang ditopang oleh peningkatan produksi perikanan tangkap dan permintaan ikan dari luar negeri (Badan Pusat Statistik RI, 2021).
Berdasarkan hal tersebut diperlukan berbagai upaya guna meningkatkan kembali pertumbuhan ekonomi sektor perikanan. Perbaikan tata kelola produksi perikanan yang berkelanjutan dan peningkatan daya serap produk perikanan dari nelayan dan pembudidaya ikan menjadi kunci untuk kembali meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor perikanan.