Gambar diambil dari : https://www.samudrabiru.co.id/paradigma-alternatif-pembangunan-kelautan-indonesia-menuju-negara-kesejahteraan-suatu-pendekatan-heterodoks/#info

 

Oleh : Suhana

Buku “Paradigma Alternatif Pembangunan Kelautan Indonesia Menuju Negara Kesejahteraan Suatu Pendekatan Heterodoks” karya Muhamad Karim, Daud Yusuf, dan Emy Saelan yang terbit tahun 2025, menawarkan tinjauan yang kritis dan konstruktif terhadap arah pembangunan ekonomi kelautan di Indonesia. Buku ini secara tegas mengusung kerangka berpikir heterodoks kritik-konstruktivisme sebagai antitesis terhadap narasi arus utama (ortodoks) yang dinilai gagal mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat kelautan, terutama nelayan skala kecil.

Kritik Terhadap Liberalisasi dan Ekonomi Biru Arus Utama

Inti dari tinjauan buku ini adalah kritik tajam terhadap kebijakan yang berorientasi pada liberalisasi, privatisasi, dan ekstraktivisme sumber daya kelautan.

  • Liberalisasi Sumber Daya: Buku ini mengkritisi kebijakan nasional, seperti Penangkapan Ikan Terukur (PIT) yang berorientasi industrial dan diperkuat oleh UU Cipta Kerja. Kebijakan ini dinilai memprioritaskan investasi dan berimplikasi pada pemarjinalan dan penindasan terhadap nelayan tradisional, buruh nelayan, perempuan nelayan, serta pelaku usaha mikro dan kecil. Bahkan, aturan turunannya dinilai mengancam kawasan konservasi laut dengan membolehkan perubahan kawasan inti menjadi pemanfaatan.
  • Paradoks Ekonomi Biru: Buku ini menyoroti bahwa Ekonomi Biru yang diusung pemerintah sebagai “arus utama” ternyata memiliki paradoks dan berpotensi menyebabkan ketidakadilan bagi perikanan skala kecil. Ekonomi Biru juga dilihat sebagai “kedok” untuk menumpuk utang dan memicu ekstraktivisme tambang di pesisir, serta menimbulkan perampasan ruang laut dan maraknya oligarki perikanan.

Tawaran Paradigma Heterodoks dan Model Alternatif

Sebagai respons terhadap kegagalan paradigma ortodoks, buku ini menawarkan kerangka pemikiran heterodoks yang komprehensif, mulai dari landasan ontologis hingga aksiologis.

  • Landasan Heterodoks: Bagian awal buku memberikan fondasi dengan membahas sejarah, varian, dan aplikasi aliran heterodoks, termasuk perbedaannya dengan pendekatan neo-klasik. Secara spesifik, dibahas Ekologi Ekonomi sebagai Varian Pendekatan Heterodoks , yang selama ini jarang diterapkan dalam pengelolaan kelautan.
  • Model Alternatif Kelautan: Buku ini menyajikan enam model alternatif pembangunan ekonomi dan tata kelola kelautan:
    • Model Global: Blue Degrowth , Blue Justice , Buen Vivier , Doughnut Economics , dan Cosmos Economics.
    • Model Khas Indonesia: Ekonomi Nusantara: Model Hybrid Genuine , yang merupakan antitesis Ekonomi Biru.
  • Dekonstruksi versus SDGs: Model-model alternatif ini dikomparasikan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), di mana penulis menganalisis keselarasan dan ketidakselarasan antara berbagai paradigma ekonomi (seperti Green Growth, Degrowth, dan Steady State Economy) dengan dimensi pembangunan berkelanjutan.

Agenda Kesejahteraan dan Keadilan Kelautan

Buku ini menempatkan kesejahteraan nelayan sebagai problem krusial , menggarisbawahi bahwa beragam kebijakan yang ada justru “memperparah kemiskinan nelayan secara struktural”.

  • Isu-isu Keadilan: Berbagai isu yang diulas—seperti agenda ekonomi perempuan nelayan, subsidi perikanan, kejahatan perikanan (IUUF), dan kebijakan radikal untuk buruh nelayan —bertujuan untuk mendorong kebijakan afirmatif bagi nelayan skala kecil.
  • Krisis Iklim dan Ketidakadilan: Dibahas pula dampak perubahan iklim di sektor kemaritiman , di mana privatisasi perikanan industrial justru berkontribusi pada emisi gas rumah kaca dan menghasilkan ketidakadilan ekologi, ekonomi, dan iklim yang memperparah kehidupan nelayan.
  • Jalan ke Depan: Sebagai solusi, buku ini menawarkan anti-tesis Ekonomi Biru berbasiskan keadilan , rekonstruksi Ekonomi Biru berbasis pendekatan alternatif , dan rekonstruksi budaya bangsa Indonesia sebagai bangsa maritim , demi mewujudkan Negara Kesejahteraan ala Indonesia yang dicita-citakan UUD 1945.

Secara keseluruhan, buku ini adalah bacaan penting bagi pengambil kebijakan, akademisi, dan pegiat masyarakat sipil yang mencari kerangka berpikir alternatif dan holistik untuk pembangunan kelautan di Indonesia. Saya sendiri diminta memberikan pengantar dalam buku penting ini. Selamat pada Bang Karim dan penulis lainnya atas terbitnya buku penting ini.

   Send article as PDF   

Anda mungkin juga menyukai:

error: Content is protected !!