Bogor (4/3/2017). Nilai Tukar Nelayan (NTN) Bulan Peburari 2017 tumbuh 2,80 % dibandingkan bulan yang sama tahun 2016. Sementara itu dibandingkan dengan Bulan Januari 2017 meningkat sebesar 0,48 %. Artinya tingkat kemampuan/daya beli nelayan semakin meningkat.

NTN diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima nelayan (It) terhadap indeks harga yang dibayar nelayan (Ib). NTN merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli nelayan di pedesaan. NTN juga menunjukan daya tukar (term of trade) dari produk perikanan tangkap dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTN, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli nelayan.
Berdasarkan Data BPS (1/03/2017) menunjukan bahwa nilai It nelayan pada bulan Pebruari mencapai 137,17 atau meningkat 0,73% dibandingkan bulan Januari 2017. Peningkatan nilai It tersebut disebabkan oleh naiknya beberapa komoditas ikan, khususnya komoditas ikan tongkol dan teri. Sementara itu nilai Ib nelayan pada bulan Pebruari 2017 mencapai 124,27 atau meningkat sebesar 0,25 % dibandingkan bulan Janrauari 2017. Peningkatan nilai Ib lebih didorong oleh peningkatan indeks konsumsi rumah tangga dibandingkan dengan indeks biaya produksi. Artinya kebutuhan konsumsi rumahtangga nelayan cenderung mengalami peningkatan.

Sementara itu dilihat dari sebaran wilayah, NTN tertinggi terjadi di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara dan Riau, dimana masing-masing nilai NTN nya mencapai 120,87 dan 120,28. Sementara nilai NTN paling rendah terdapat di wilayah Provinsi Sumatera Selatan, yaitu 97,82.
*(SHN)