Oleh : Suhana

Badan Pusat Statistik (BPS 2022) pada minggu pertama pasca libur lebaran merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang triwulan I 2022. BPS (2022) mencatat bahwa secara total ekonomi Indonesia triwulan I-2022 terhadap triwulan I-2021 tumbuh sebesar 5,01 persen (y-on-y). Sementara itu terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,96 persen (q-to-q).

Gambar 1. Pertumbuhan Ekonomi Nasional (garis warna merah) dan Sektor Perikanan (garis warna biru) Triwulan I-2022

Sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang mengalami kontraksi pada triwulan I 2022, baik terhadap triwulan I-2021 (y on y) atau terhadap triwulan sebelumnya (q to q). BPS (2022) mencatat bahwa ekonomi perikanan triwulan I-2022 terhadap triwulan I-2021 terkontraksi sebesar 0,51 persen (y-on-y). Kontraksi ekonomi perikanan tersebut hampir mendekati pada kondisi awal pandemi Covid-19.

Sementara itu ekonomi perikanan triwulan I-2022 terhadap triwulan sebelumnya terkontraksi sebesar 10,89 persen (q-to-q). Kontraksi ekonomi perikanan ini (q to q) merupakan tertinggi dalam 11 tahun terakhir, bahkan lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada awal pandemi Covid-19. Kontraksi ekonomi perikanan tersebut menunjukkan bahwa produksi perikanan pada triwulan I-2022 mengalami penurunan.

Usaha Perikanan Stagnan

Kontraksi ekonomi perikanan pada triwulan I-2022 sejalan dengan hasil survey Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Bank Indonesia yang mengindikasikan bahwa kegiatan usaha sektor perikanan mengalami stagnan. Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha sektor perikanan triwulan I-2022 yang bernilai 0 (SBT = 0). Artinya kegiatan usaha perikanan hampir sama dengan kegiatan usaha pada triwulan sebelumnya.

Gambar 2. Perkembangan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) Kegiatan Usaha Sektor Perikanan Triwulan I-2019 s.d. Triwulan I-2022

Stagnannya kegiatan usaha perikanan tersebut juga tercermin dari kapasitas produksi terpakai. Hasil survey BI pada Triwulan I-2022 tercatat bahwa kapasitas produksi terpakai sektor perikanan hanya mencapai 62,21%, atau lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2021 yang mencapai 66%. Bahkan jauh lebih rendah dibandingkan kapasitas produksi terpakai pada Triwulan I-2021 yang mencapai 74,24%.

Bank Indonesia (2022) memperkirakan bahwa pada triwulan II-2022, kegiatan usaha sektor perikanan akan kembali terapresiasi dengan SBT sebesar 0,23%, lebih tinggi dibandingkan SBT 0% pada triwulan I- 2022. Hal ini didorong adanya peningkatan aktivitas masyarakat seiring dengan masuknya periode hari besar keagamaan nasional Idul Fitri dan pelonggaran kebijakan mobilitas.   

Volume Ekspor Turun

Hal yang sama juga terjadi pada aktivitas ekspor produk perikanan pada triwulan I-2022. Catatan BPS (2022) terlihat bahwa volume ekspor produk perikanan pada triwulan I-2022 mencapai sekitar 276.689 ton atau turun sebesar 19,77% dibandingkan triwulan sebelumnya (q to q) dan turun sebesar 3,80% dibandingkan dengan triwulan I-2021 (y on y).

Sementara itu nilai ekspor produk perikanan triwulan I-2022 mencapai sekitar USD 1,5 Milyar atau turun sebesar 8,18% dibandingkan triwulan sebelumnya (q to q) dan naik sebesar 21,63% dibandingkan dengan triwulan I-2021 (y on y).

Berdasarkan hal tersebut diperlukan kebijakan nyata dari pemerintah, khususnya kementerian kelautan dan perikanan dalam meningkatkan kembali kinerja ekonomi perikanan pada triwulan berikutnya. Kebijakan nyata tersebut harus berdasarkan data-data riil dilapangan, oleh sebab itu pemerintah perlu mengurai secara detail terkait faktor-faktor penyebab utama terkontraksinya ekonomi perikanan pada triwulan I-2022.

Referensi

PDB Seri 2010 (Milyar Rupiah), 2022. https://www.bps.go.id/indicator/11/65/1/-seri-2010-pdb-seri-2010.html

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA – TRIWULAN I 2022. https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan/Pages/SKDU-Triwulan-I-2022.aspx

   Send article as PDF   

Anda mungkin juga menyukai:

error: Content is protected !!