Foto: AQUABINAR-17

Jakarta (TROBOSAQUA.COM). Tilapia atau yang lebih dikenal dengan masyarakat Indonesia ikan nila, merupakan salah satu jenis ikan yang kian digemari saat ini. Pasalnya dagingnya yang tebal dan manis, serta harganya yang terjangkau menjadikan nila kian disukai masyarakat.

Tak sampai di sana, nila yang dibudidayakan di dalam negeri pun sangat digemari oleh pangsa pasar global. Dengan demikian tuntutan akan kualitas nila yang dihasilkan akan semakin ketat karena harus bersaing dengan negara-negara lain. Produksi nila berkualitas masih belum bisa memenuhi permintaan pasal dalam dan luar negeri.
Terkait hal tersebut, Majalah TROBOS Aqua menggelar Aquabinar seri ke 17 dengan tema ‘Optimalisasi Produktivitas Budidaya Nila’. Acara ini disponsori oleh PT Shinta Prima Feedmill yang bergerak di bidang pakan perikanan dan peternakan. Acara yang dihadari peserta lebih dari 500 orang ini di selenggarakan olh TComm. Hadir sebagai narasumber yaitu Pemerhati Budidaya Perikanan Suhana, Praktisi Budidaya Nila Agus Cahyadi, dan Manager Pembenihan PT Shinta Prima Feedmill Guruh Arifianto. Jalannya acara ini dipandu oleh moderator Rizki, Jurnalis Majalah TROBOS Aqua.
Narasumber yang pertama yaitu Suhana S.Pi., M.Si., Dosen STIE Muhammadiyah Jakarta dan Pemerhati Budidaya Perikanan. Dalam acara tersebut, Suhana memaparkan kajian yang berfokus pada prospek pasar tilapia di dunia dan domestik. Secara garis besar terdapat beberapa materi materi yang disampaikan oleh Suhana, diantaranya mengenai produsen tilapia dunia, perdagangan tilapia dunia, prospek tilapia di pasar USA, struktur industri perikanan budidaya nasional, produsen tilapia nasional, kinerja ekspor tilapia Indonesia, arus ekspor tilapia Indonesia tahun 2020, indeks penetrasi tilapia Indonesia, dan tingkat konsumsi ikan nasional.
Suhana mengatakan, menurut data yang telah diolahnya dari FishStat 2021, dalam periode 2010 – 2019 produksi tilapia dunia terus mengalami peningkatan, walaupun dengan pertumbuhan yang terus melambat. Tahun 2019, produksi tilapia dunia mencapai 6.82 juta ton dengan pertumbuhan hanya mencapai 1.66 % per tahun.
Narasumber yang kedua yaitu Agus Cahyadi, Praktisi Budidaya Nila. Pada webinar kali ini, Agus menjelaskan mengenai penerapan sistem Budidaya RAS pada budidaya nila. Agus menjelaskan, RAS adalah sistem budidaya ikan secara intensif dengan menggunakan infrastruktur yang memungkinkan pemanfaatan air secara terus-menerus (resirkulasi air), seperti filter fisika, biologi filter, dan ultra violet. Oksigen generator untuk mengontrol dan menstabilkan kondisi lingkungan ikan. Mengurangi jumlah penggunakaan air dan menstabilkan dalam penguraian limbah air budidaya.
Narasumber yang ketiga yaitu Guruh Arifianto, S.Pi., M.Si., Manager Pembenihan Ikan PT. Shinta Prima Feedmill. Dalam acara ini, Guruh memaparkan materi yang berfokus pada strategi pengembangan budidaya tilapia.
Guruh mengatakan, terdapat beberapa poin penting yang harus diperhatikan dalam budidaya tilapian. Yang pertama, ketersedian benih tilapia secara kuantitas dan kualitas mutlak yang diperlukan untuk menjadi keberlangsungan produksi. Kedua, ada indikasi penurunan produksi dengan adanya issue lingkungan dan penyakit. Ketiga, benih yang beredar umumnya belum mempunyai kemampuan beradaptasi dan rentan penyakit. Keempat, telah terjadi penurunan perfomance pertumbuhan, FCR, dan SR yang berakibatkan naiknya biaya produksi. dian
   Send article as PDF   

Anda mungkin juga menyukai:

error: Content is protected !!