Ilustrasi Cakalang. (Sumber : https://www.pngkit.com/)

Oleh : Suhana

Harga Cakalang Beku (Raw material) di pasar Bangkok, Thailand pada triwulan 2 2021 rata-rata mencapai USD 1.323 per ton atau naik sebesar 4,47% dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Peningkatan harga tersebut seiring dengan terus meningkatnya permintaan produk tuna dalam kemasan kaleng dipasar internasional.

Globefish (2021) mencatat bahwa sepanjang tahun 2020 terjadi peningkatan permintaan produk tuna dalam kemasan kaleng (siap saji) di pasar iternasional seiring dengan terbatasnya perdagangan melalui katering akibat krisis pandemi covid-19. Para konsumen cenderung membeli produk ikan dalam kemasan kaleng yang siap saji.

Gambar Perkembangan Harga Ikan Cakalang (Raw Material) di Pasar Bangkok dan Rata-Rata Volume Impor Cakalang Beku Thailand

Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa dalam satu tahun terakhir Thailand rata-rata mengimpor Cakalang beku (Raw Material) sebanyak 46.882 ton per triwulan. Volume impor tertinggi terjadi pada Triwulan 4 2020, yaitu mencapai 63.448 ton, sementara terendah terjadi pada triwulan 2 2020, yaitu 32.915 ton.

Permintaan Tuna Dalam Kemasan Kaleng (Canning)

Catatan Globefish (2021) menunjukkan bahwa permintaan rumah tangga untuk tuna kalengan baik di pasar besar dan kecil di seluruh dunia menghasilkan iklim perdagangan internasional yang cepat pada tahun 2020. Terjadi peningkatan ekspor dari Thailand, Ekuador, China, dan Spanyol, sedangkan Filipina menggantikan Indonesia sebagai eksportir terbesar kelima selama sembilan bulan pertama tahun 2020. Ekspor dari Thailand sebagian besar berupa produk siap saji.

Catatan International Trade Centre (2021) terlihat bahwa nilai ekspor tuna dalam kemasan kaleng Indonesia tahun 2020 mencapai USD 339.841 Ribu atau turun sebesar 17,30% dibandingkan tahun 2019. Sementara nilai ekspor tuna dalam kemasan kaleng Philippines tahun 2020 mencapai USD 344.732 Ribu atau naik sebesar 7,41% dibandingkan tahun 2019.

Top 10 Besar Nilai Ekspor Tuna Dalam Kemasan Kaleng Dunia Periode 2011-2020

Pasokan ke pasar teratas Amerika Serikat meningkat secara signifikan (+47 persen) dan juga meningkat ke Uni Eropa (+25 persen). Lebih dari 65 persen tuna olahan Ekuador dikirim ke pasar UE (125.000 ton) di mana 28% di antaranya terdiri dari loin beku yang dimasak. Kolombia muncul sebagai pasar ekspor terbesar kedua untuk Ekuador dengan peningkatan impor yang besar (+67 persen).

Ekspor juga meningkat ke pasar regional lainnya yaitu Argentina, Chile, Uruguay, Panama, dan Kosta Rika namun menurun ke Amerika Serikat. Peningkatan pasokan tuna kaleng ke pasar Jepang dan Timur Tengah mendorong ekspor dari Filipina sebesar 25 persen selama periode kajian, meskipun ekspor turun ke dua pasar teratas, yaitu Uni Eropa (-3,5 persen) dan Amerika Serikat (- 3 persen).

Selama kuartal pertama tahun 2021, harga bahan baku tuna kemungkinan besar akan tetap stabil karena tangkapan di wilayah penangkapan utama terus berlanjut pada tingkat rendah hingga sedang, sementara permintaan mungkin meningkat dari pengalengan tuna.

Globefish (2021) memperkirakan permintaan impor tuna kalengan dapat menguat lagi di seluruh dunia selama kuartal pertama 2021 menyusul langkah-langkah penguncian COVID-19 yang diperpanjang di banyak negara. Di Jepang, pasar sashimi tidak mungkin pulih pada tahun 2021. Keadaan darurat kedua diumumkan pada awal Januari 2021 di ibu kota Tokyo dan sekitarnya, membatasi aktivitas restoran dan perdagangan tuna sashimi dalam beberapa bulan mendatang. Sementara itu, prospek industri katering untuk Olimpiade Tokyo 2021 masih buram karena meningkatnya masalah kesehatan di Jepang.***

   Send article as PDF   

Anda mungkin juga menyukai:

error: Content is protected !!