Susi Pudjiastuti dengan ikan Cupang kiriman para netizen (Sumber : https://www.instagram.com/p/CLk10Bmnztt/)

Ikan Cupang merupakan salah satu komoditas ikan hias yang banyak digemari di tanah air dan pasar ekspor. Oleh sebab itu dalam lima tahun terakhir nilai ekspor dan impor ikan Cupang Indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Data BPS (2021) menunjukkan bahwa dalam periode 2015-2020 nilai ekspor ikan Cupang rata-rata mencapai USD 65.128 atau rata-rata tumbuh sebesar 64,80% pertahun. Nilai ekspor tertinggi mencapai USD 126.751, yaitu pada tahun 2020. Nilai terendah mencapai USD 23.038, yaitu pada tahun 2016.

Gambar Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Ikan Cupang Periode 2015-2020 (Sumber : BPS 2021, diolah)

Sementara itu dalam periode yang sama nilai impor ikan Cupang rata-rata mencapai USD 29.672 atau rata-rata tumbuh sebesar 195,26% pertahun. Nilai impor tertinggi mencapai USD 114.961, yaitu pada tahun 2020. Nilai terendah mencapai USD 141, yaitu pada tahun 2015.

Terus meningkatnya nilai impor ikan Cupang berdampak pada penurunan neraca perdagangan ikan Cupang pada dua tahun terakhir. Bahkan nilai neraca perdagangan tahun 2020 merupakan terendah dalam lima tahun terakhir. Nilai neraca perdagangan ikan Cupang tertinggi mencapai USD 77.656, yaitu pada tahun 2018. Sementara nilai neraca perdagangan ikan Cupang terendah mencapai USD 11.790, yaitu tahun 2020. Walaupun demikian, dalam periode 2015-2020 rata-rata pertumbuhan neraca perdagangan ikan Cupang masih positip, yaitu rata-rata mencapai 15,06% pertahun.

Provinsi Asal Ekspor Ikan Cupang

Data BPS (2021) menunjukan bahwa dalam periode 2015-2020 ada 3 provinsi utama eksportir ikan Cupang dari Indonesia, yaitu Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten. Pada tahun 2020 terlihat share nilai ekspor ikan Cupang dari Provinsi Jawa Barat mencapai 44,81%. Share nilai ekspor ikan Cupang dari Provinsi DKI Jakarta mencapai 39,15%, dan share nilai ekspor ikan CupangProvinsi Banten mencapai 13,89%.

Tingginya nilai ekspor ikan Cupang dari ketiga provinsi tersebut sejalan dengan banyaknya eksportir ikan hias yang berdomisili di wilayah provinsi tersebut (Tabel 1).

Tabel 1. Daftar Eksportir Ikan Cupang Indonesia Tahun 2019

Sumber : BPS 2020. Direktori Eksportir 2019 Jilid I

Negara Tujuan Ekspor dan Asal Impor Ikan Cupang

Dalam periode 2015-2020 terjadi perubahan ranking top 10 negara tujuan ekspor utama ikan Cupang Indonesia. Pada tahun 2015 ranking 1-10 negara tujuan ekspor ikan Cupang Indonesia adalah Thailand dengan share mencapai 18,09 %, Romania dengan share mencapai 12,18 %, France dengan share mencapai 9,65 %, Denmark dengan share mencapai 6,75 %, United Kingdom dengan share mencapai 6,11 %, Italy dengan share mencapai 5,76 %, United States dengan share mencapai 5,46 %, Singapore dengan share mencapai 4,56 %, Philippines dengan share mencapai 4,28 %, dan Japan dengan share mencapai 3,92 %.

Sementara itu pada tahun 2020 ranking 1-10 negara tujuan ekspor ikan Cupang Indonesia adalah United States dengan share mencapai 14,77 %, Australia dengan share mencapai 12,18 %, Japan dengan share mencapai 12,03 %, Malaysia dengan share mencapai 11,52 %, UCanada dengan share mencapai 10,79 %, Thailand dengan share mencapai 6,43 %, India dengan share mencapai 4,43 %,  Korea dengan share mencapai 4,10 %, Germany dengan share mencapai 4,08 %, dan  Singapore dengan share mencapai 1,97 % (Tabel 2).

Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa sebagian besar ikan Cupang diekspor langsung ke negara-negara konsumen atau penghobi ikan hias ikan. Namun demikian masih ada ikan Cupang yang masih di ekspor melalui negara-negara reseller ikan hias, seperti Singapore dan Japan.

Tabel 2. Share Nilai Ekspor Ikan Cupang Indonesia Menurut 10 Negara Tujuan Periode 2015-2020

Sumber : BPS 2021, diolah

Sementara itu negara asal impor ikan Cupang Indonesia dalam dua tahun terakhir adalah Thailand, Viet Nam dan Taiwan. Data BPS (2021) menunjukkan bahwa pada tahun 2020 share nilai impor ikan Cupang Indonesia dari Thailand mencapai 67,66%, dari Viet Nam mencapai 30,66% dan Taiwan mencapai 1,68%.

Meningkatkan Devisa Ikan Cupang

Pendekatan yang dapat digunakan dalam meningkatkan devisa dari ikan hias Cupang ada dua, yaitu meningkatkan nilai ekspor ikan hias Cupang dan menurunkan nilai impor ikan Cupang. Meningkatkan nilai ekspor ikan Cupang pada masa pandemi Covid-19 ini menghadapi berbagai tantangan.

Suhana (2020) menyatakan bahwa pada masa pandemik Covid-19 ekspor ikan hias mengalami tantangan cukup berat. Menurut para pelaku bisnis ikan hias, permintaan ikan hias dari negara tujuan ekspor sebenarnya tidak mengalami penurunan. Kebijakan lockdown dibeberapa negara tujuan ekspor ikan hias Indonesia diduga telah mendorong orang untuk menjadikan ikan hias sebagai salah satu objek hiburan di rumah dimasa pandemi. Hal ini terbukti dengan ikan Cupang yang nilai ekspornya naik pada masa pandemi Covid-19.

Namun demikian pada masa pandemi Covid-19 ini, sarana transportasi udara untuk mengangkut produk ikan hias ke negara tujuan ekspor mengalami peningkatan biaya angkut. Berdasarkan catatan para pelaku bisnis ikan hias biaya angkut dalam masa pandemi ini rata-rata naik sebesar 3-4 kalilipat dibandingkan harga normal.

Oleh sebab itu untuk meningkatkan nilai ekspor ikan hias Cupang, hendaknya pemerintah dapat mengendalikan dan biaya angkut ikan hias. Selain itu juga mendorong untuk mengaktifkan kembali titik-titik ekspor ikan hias yang ada di Indonesia. Selama masa pandemi Covid-19 hanya Bandara Soekarno Hatta dan Ngurahrai saja yang tercatat melakukan pengiriman ekspor ikan Cupang. Padahal sebelumnya terdapat beberapa titik bandara yang melakukan ekspor ikan hias Cupang, seperti Bandara Husein Sastranegara di Bandung, Bandara Kuala Namu Internasional di Medan, dan Bandara Tabing/Padang.

   Send article as PDF   

Anda mungkin juga menyukai:

error: Content is protected !!