Ilustrasi Nelayan Kecil (Photo : Suhana)

Kegiatan ekonomi sektor perikanan pada triwulan III 2020 diperkirakan membaik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari kegiatan dunia usaha sektor perikanan dan nilai tukar nelayan dan pembudidaya ikan yang terus membaik. Dalam artikel singkat ini penulis mengulas perkembangan kegiatan dunia usaha sektor perikanan dan nilai tukar nelayan dan pembudidaya ikan. Data yang diulas pada artikel ini bersumber dari publikasi hasil survey kegiatan dunia usaha yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada triwulan 3 2020 dan berita resmi statistik BPS RI per Oktober 2020.

Kegiatan Usaha Perikanan

Hasil survey BI pada triwulan III 2020 menunjukan bahwa nilai Saldo Bersih Tertimbang kegiatan usaha sektor perikanan pada triwulan III 2020 mencapai -0,38 sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan II 2020 yang nilainya mencapai -0,66. Artinya kegiatan usaha sektor perikanan di triwulan III lebih baik dibandingkan triwulan II. BI (2020) memperkirakan kegiatan dunia usaha sektor perikanan di triwulan IV akan lebih baik dibandingkan triwulan III. Membaiknya kegiatan usaha sektor perikanan tersebut didorong oleh faktor cuaca yang mendukung aktivitas perikanan disepanjang triwulan 3 dan kembali meningkatnya permintaan ikan, baik dipasar lokal maupun pasar ekspor.

Gambar 1. Saldo Bersih Tertimbang Sektor Perikanan

Membaiknya kegiatan usaha sektor perikanan di triwulan III 2020 juga tercermin dari kapasitas produksi terpakai yang meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Data BI (2020) menunjukan bahwa pada triwulan III 2020, kapasitas produksi terpakai sektor perikanan mencapai 67,20%, sedikit meningkat dibandingkan triwulan II 2020 yang hanya mencapai 66,39%. Walaupun demikian kapasitas produksi terpakai pada triwulan III 2020 masih jauh dibawah kapasitas produksi terpakai pada periode triwulan III tahun-tahun sebelumnya yang rata-rata mencapai diatas 73%.

Gambar 2. Kapasitas Industri Terpakai sektor Perikanan

Seiring dengan membaiknya kegiatan usaha sektor perikanan turut mendorong terhadap perbaikan serapan tenaga kerja sektor perikanan. Hasil survey BI pada triwulan III 2020 menunjukan bahwa nilai saldo bersih tertimbang tenaga kerja sektor perikanan mencapai -0,04, lebih baik dibandingkan dengan triwulan II 2020 yang mencapai -0,26. Artinya bahwa pada triwulan III 2020 penyerapan tenaga kerja sektor perikanan lebih baik dibandingkan triwulan II 2020.

Gambar 3. Saldo Bersih Tertimbang Penggunaan Tenaga Kerja Sektor Perikanan

Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan

Data BPS (2020) menunjukan bahwa pada Triwulan III 2020 nilai tukar nelayan (NTN) mencapai 100,37 atau naik sebesar 1,59% dibandingkan triwulan sebelumnya. Kenaikan NTN pada Triwulan III tersebut didorong oleh adanya kenaikan indeks yang diterima (IT) keluarga nelayan sebesar 1,59%. Sementara itu nilai indeks yang dibayar (IB) keluarga nelayan hanya tumbuh sebesar 0,01%.

Gambar 4 . Nilai Tukar Nelayan

Naiknya nilai IB keluarga nelayan menunjukkan bahwa bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat, khususnya keluarga nelayan kecil belum berdampak signifikan terhadap penurunan biaya (IB) yang harus dikeluarkan oleh setiap keluarga. Data BPS (2020) menunjukan bahwa ada 15 provinsi yang rata-rata mengalami kenaikan nilai indek yang dibayar (IB) yang dikeluarkan oleh keluarga nelayan kecil. Kelimabelas provinsi tersebut adalah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.

Data BPS (2020) menunjukan bahwa pada triwulan III 2020 nilai tukar pembudidaya ikan (NTPi) rata-rata mencapai 100,50 atau naik sebesar 0,95% dibandingkan triwulan sebelumnya. Kenaikan NTPi pada Triwulan III tersebut didorong oleh adanya kenaikan indeks yang diterima (IT) keluarga pembudidaya ikan kecil sebesar 1,06%. Sementara itu nilai indeks yang dibayar (IB) keluarga nelayan hanya tumbuh sebesar 0,11%.

Gambar 5. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Kecil

Naiknya nilai IB keluarga pembudidaya ikan kecil menunjukkan bahwa bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat, khususnya keluarga pembudidaya ikan kecil belum berdampak signifikan terhadap penurunan biaya (IB) yang harus dikeluarkan oleh setiap keluarga. Data BPS (2020) menunjukan bahwa ada 18 provinsi yang rata-rata mengalami kenaikan nilai indek yang dibayar (IB) yang dikeluarkan oleh keluarga pembudidaya ikan kecil. Kelimabelas provinsi tersebut adalah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Bali, NTB, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku Utara, dan Papua Barat.

Tantangan Triwulan 4

Membaiknya kondisi ekonomi perikanan di triwulan 3 2020 diharapkan dapat terus dioptimalkan dengan baik. Sehingga pada triwulan 4 bisa terus mengalami peningkatan. Tantangan di triwulan ke 4 bagi para nelayan kecil umumnya adalah kondisi cuaca yang kurang bersahabat dalam melakukan penangkapan ikan. Pada pertengahan Oktober ini BMKG memperkirakan gelombang tinggi terjadi di wilayah perairan Pantai Selatan Jawa sampai NTB.

Berdasarkan hal tersebut berbagai bantuan pemerintah bagi para keluarga nelayan dan pembudidaya ikan kecil hendaknya dapat terus diotimalkan. Hal ini dimaksudkan guna menekan tingkat pengeluaran biaya hidup para keluarga nelayan dan pembudidaya ikan kecil.

 

Referensi

Bank Indonesia 2020. Survey Kegiatan Dunia Usaha Triwulan 3 2020. https://www.bi.go.id/id/publikasi/survei/kegiatan-dunia-usaha/Pages/skdu-triwulan-III-2020.aspx

BPS 2020.Berita Resmi Statistik No. 75/10/Th. XXIII, 1 Oktober 2020. Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah .  https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/10/01/1707/nilai-tukar-petani–ntp–september-2020-sebesar-101-66-atau-naik-0-99-persen.html

   Send article as PDF   

Anda mungkin juga menyukai:

error: Content is protected !!