Ilustrasi Wilayah Indonesia Menurut Pulau

Oleh : Suhana

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator ekonomi makro untuk mengetahui kondisi ekonomi disuatu daerah dalam suatu periode tertentu (Widodo 2006). PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah (value added) yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir (neto) yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi, termasuk sektor perikanan.

PDRB terbagi menjadi dua, yaitu (1) PDRB harga berlaku yang menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun; (2) PDRB harga konstan yang menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu waktu tertentu sebagai tahun dasar (Widodo 2006).

PDRB harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomi, sedangkan perhitungan atas harga dasar konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi riil dari tahun ke tahun, dimana faktor perubahan harga telah dikeluarkan.

Berdasarkan hal tersebut dalam analisis ini digunakan PDRB harga konstan 2010. Hal ini dimaksudkan guna melihat perubahan pertumbuhan ekonomi perikanan setiap provinsi di Indonesia. Namun demikian dalam analisis ini setiap provinsi dikelompokkan berdasarkan 6 pulau besar, yaitu Pulau Sumatera, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku-Papua. Hal ini dimaksudkan guna melihat perkembangan ekonomi perikanan di setiap pulau besar.

Data yang dipakai dalam analisis ini adalah data PDRB yang resmi dipublikasi BPS dalam periode 2010-2019. Data-data tersebut terangkum dalam 5 publikasi BPS sejak tahun 2016 sampai 2020.

Nilai PDRB Perikanan Menurut Pulau

Nilai PDRB Perikanan Harga Konstan 2010 Menurut Pulau Periode 2010-2019 (Sumber : BPS berbagai tahun terbitan)

Dalam periode 2010-2019 pembangunan perikanan menunjukan suatu perubahan yang sangat menarik untuk dikaji. Selama ini pusat pembangunan perikanan sangat terpusat di pulau Jawa dan Sumatera, dalam 10 tahun kedepan tidak menutup kemungkinan akan terjadi pergeseran arah pembangunan perikanan nasional. Hal terlihat dari perkembangan pertumbuhan ekonomi perikanan dalam 10 tahun terakhir di Pulau Jawa dan Sumatera yang terus mengalami perlambatan, sementara di Pulau Sulawesi cenderung stabil dan meningkat.

Berdasarkan data BPS terlihat nilai PDRB perikanan harga konstan 2010 pada setiap pulau di Indonesia terus mengalami peningkatan. Namun demikian pertumbuhannya cenderung mengalami perlambatan. Data BPS (2016) menunjukan bahwa nilai PDRB Perikanan tahun 2010 di Pulau Sumatera mencapai Rp. 46.982 Milyar, Pulau Jawa Rp. 36.780 Milyar, Pulau Bali-Nusa Tenggara Rp. 9.307 Milyar, Pulau Kalimantan Rp. 12.013 Milyar, Pulau Sulawesi Rp. 25.611 Milyar, dan Pulau Maluku-Papua Rp. 10.873 Milyar. 

Sementara itu data BPS (2020) mencatat bahwa nilai PDRB Perikanan tahun 2019 di Pulau Sumatera mencapai Rp. 69.961 Milyar, Pulau Jawa Rp. 57.225 Milyar, Pulau Bali-Nusa Tenggara Rp. 14.035 Milyar, Pulau Kalimantan Rp. 19.935 Milyar, Pulau Sulawesi Rp. 51.076 Milyar, dan Pulau Maluku-Papua Rp. 15.919 Milyar.

Nilai PDRB Vs Potensi SDI

Nilai PDRB tersebut terlihat belum mencerminkan potensi sumberdaya ikan, khususnya ikan laut yang ada di sekitar masing-masing pulau tersebut. Potensi sumberdaya laut di wilayah Maluku-dan Papua tercatat memiliki potensi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan wilayah perairan pulau lainnya. Namun demikian, nilai PDRB di wilayah Pulau Maluku-Papua masih jauh dibandingkan dengan nilai PDRB di pulau lainnya, kecuali di Pulau Bali-Nusa Tenggara.

Estimasi Potensi Sumberdaya Ikan Tangkap Menurut WPPNRI

Berdasarkan data BPS (2016 dan 2020) terlihat bahwa pada tahun 2010  dan 2019 nilai PDRB Pulau Sumatera 4 kali lebih besar dibandingkan dengan PDRB Pulau Maluku-Papua, sementara PDRB Pulau Jawa mencapai 3 kali lebih besar dibandingkan dengan Pulau Maluku-Papua.

Perbandingan Nilai PDRB Perikanan Menurut Pulau Tahun 2010
Perbandingan Nilai PDRB Perikanan Menurut Pulau Tahun 2019

Namun berbeda untuk nilai PDRB Pulau Sulawesi, pada tahun 2010 nilai PDRB Pulau Sulawesi mencapai 2 kali lebih besar dibandingkan dengan Pulau Maluku-Papua, pada tahun 2019 nilai PDRB Sulawesi mencapai 3 kali lebih besar dibandingkan dengan nilai PDRB Pulau Maluku-Papua. Nilai PDRB Perikanan Pulau Sulawesi tahun 2019 mencapai 2 kali lipat dibandingkan tahun 2010.

Hal ini menunjukan bahwa pada tahun 2019 tingkat pendaratan dan pencatatan hasil produksi perikanan di Pulau Sulawesi mengalami peningkatan dua kalilipat dibandingkan dengan tahun 2010. Artinya pelaku perikanan lokal di Pulau Sulawesi terus mengalami peningkatan, khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Sementara itu Provinsi Sulawesi Utara yang selama ini terkenal sebagai sentra perikanan di Indonesia, ternyata nilai PDRB perikanannya jauh di bawah Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.

Pertumbuhan Ekonomi Perikanan Pulau

Pertumbuhan Nilai PDRB Perikanan Menurut Pulau Periode 2010-2019

Berdasarkan data BPS (2016-2020) terlihat bahwa dalam periode 2010-2019 rata-rata pertumbuhan ekonomi perikanan di Pulau Sumatera mencapai 4,55% pertahun dan Pulau Jawa rata-rata mencapai 5,07% pertahun. Sementara itu pertumbuhan ekonomi perikanan di Pulau Sulawesi dalam periode yang sama  rata-rata mencapai 7,99% pertahun.

Bahkan pada tahun 2019 pertumbuhan ekonomi perikanan di Pulau Sumatera dan Jawa hanya mencapai 2,14% pertahun dan 1,61% pertahun. Sementara itu di Pulau Sulawesi mencapai 7,56% pertahun. Padahal pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi perikanan di Pulau Sumatera dan Jawa mencapai 10,24% pertahun dan 5,28% pertahun. Sementara itu di Pulau Sulawesi mencapai 8,35% pertahun.   

Data BPS (2020) menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi perikanan di Pulau Sumatera terus mengalami perlambatan sejak tahun 2012, sementara itu di Pulau Jawa perlambatan pertumbuhan ekonomi perikanan terjadi sejak tahun 2014.  Pertumbuhan ekonomi perikanan di Pulau Sulawesi terjadi perlambatan pada tahun 2015 dan kembali meningkat sejak 2016 dan 2019.

Kontribusi Sektor Perikanan

Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap Nilai PDRB Harga Konstan Menurut Pulau Tahun 2019

Dalam periode 2010-2019 rata-rata kontribusi sektor perikanan terhadap PDRB harga konstan 2010 di pulau Sulawesi mencapai 7,27%, di Pulau Maluku-Papua mencapai 5,97%, di Pulau Bali-Nusa Tenggara mencapai 4,30%, di Pulau Sumatera mencapai 3,14%, di Pulau Kalimantan mencapai 2,01% dan di Pulau Jawa mencapai 0,94%.  Walaupun Nilai PDRB perikanan di Pulau Jawa tertinggi dibandingkan dengan di pulau lainnya, akan tetapi kontribusi terhadap total nilai PDRB di Pulau Jawa paling rendah, bahkan tidak sampai 1 persen.

Sementara di Pulau Maluku-Papua kebalikannya, walaupun nilai PDRB perikanannya nya jauh dibawah di Pulau Jawa, akan tetapi kontribusi terhadap total PDRB Pulau Maluku-Papua jauh lebih besar dibandingkan kontribusi di Pulau Jawa. Kontribusi perikanan di Pulau Maluku-Papua mencapai 7 kalilipat dibandingkan dengan kontribusi sektor perikanan di Pulau Jawa. Sementara itu di Pulau Sulawesi, kontribusi sektor perikanan mencapai lebih dari 8 kali lebih besar dibandingkan dengan kontribusi di Pulau Jawa.

Hal ini menunjukkan bahwa peran sektor perikanan jauh lebih dominan di Pulau Maluku-Papua dan Sulawesi dibandingkan dengan di Pulau Jawa. Hal inilah yang menjadi pemicu terus berkembangnya ekonomi perikanan di kedua pulau tersebut. Oleh sebab itu perhatian pemerintah daerah yang ada dikedua pulau tersebut terhadap pengembangan pembangunan perikanan perlu terus ditingkatkan, guna mengoptimalkan potensi sumberdaya ikan yang ada dikedua wilayah tersebut.

Sumber Data :

(1) BPS. 2016. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-Provinsi di Indonesia Menurut Lapangan Usaha 2011-2015

(2) BPS. 2017. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-Provinsi di Indonesia Menurut Lapangan Usaha 2012-2016

(3) BPS. 2018. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-Provinsi di Indonesia Menurut Lapangan Usaha 2013-2017

(4) BPS. 2019. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-Provinsi di Indonesia Menurut Lapangan Usaha 2014-2018

(5) BPS. 2020. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-Provinsi di Indonesia Menurut Lapangan Usaha 2015-2019

(6) Widodo, Tri. 2006. Perencanaan Pembangunan : Aplikasi Komputer (Era Otonomi Daerah)

   Send article as PDF   

Anda mungkin juga menyukai:

error: Content is protected !!